Kamis, 04 November 2010

Ternyata Hidup Men-Jomblo Sebabkan Degenerasi Otak

Hati-hati jika Anda kini di usia lanjut masih hidup melajang alias jomblo. Lantas benarkah hidup jomblo atau melajang bisa menyebabkan kepikunan?

Hidup melajang hingga usia paruh baya tidak hanya membuat seseorang merasa kesepian, tapi ternyata juga meningkatkan risiko terkena demensia alias kepikunan. Kesimpulan tersebut didapat dari hasil penelitian tim peneliti dari Karolinska Institute, Swedia, yang dipimpin oleh Dr. Krister Hakansson, yang  melibatkan 1,449 responden. Dari hasil penelitian, terbukti rendahnya frekuensi interaksi social ataupun dalam berpasangan, maka dapat mempengaruhi usia kepikunan. Selain itu, ancaman kepikunan tiga kali lebih tinggi pada duda atau janda yang terus melajang hingga lanjut usia. Kepikunan juga melanda enam kali lipat beresiko terhadap janda muda yang tidak kunjung menikah, dibandingkan dengan yang sudah memiliki pasangan.

Demensia sendiri merupakan sindrom penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan penurunan kualitas kognitif dan fungsional sehingga memicu terjadinya gangguan fungsi sosial, pekerjaan, dan aktivitas sehari-hari. Demensia disebabkan oleh banyak hal seperti penyakit jantung, paru, ginjal, gangguan darah, infeksi gangguan nutrisi, berbagai jenis keracunan, stroke, infeksi, dan proses degenerasi otak. Sedangkan degenerasi otak yang paling ditakuti adalah demensia Alzheimer, yang mampu mematikan sel-sel otak sehingga mampu menurunkan daya ingat, kemampuan berpikir, dan perubahan perilaku.
Seorang psikiater di salah satu rumah sakit di Jakarta, Dr Suryo Dharmono SpKJ, menyatakan gangguan perilaku yang sering ditemukan penderita demensia alzheimer, antara lain, perilaku agresif, seperti menjadi galak dan kasar, suka keluyuran tanpa tujuan, gelisah, mondar-mandir, senang menimbun barang, sering berteriak-teriak tengah malam, mengulang-ulang pertanyaan, kehilangan sopan santun, dan penderita tidak mau ditinggal sendirian.
Suryo menambahkan, untuk pencegahan penyakit demensia ini, terutama demensia Alzheimer, disarankan untuk memilih makanan yang baik untuk otak, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan tentunya aktif berolahraga. Selain itu, walaupun sudah menginjak usia paruh baya, tetap rajin menstimulasi fungsi kognitif otak, seperti memabaca, menulis, mengembangkan hobi, sering pergi ke tempat ramai untuk mengenali obyek baru, dan tetap bersosialisasi dengan orang lain. Hal ini tentunya sebagai langkah preventif agar memperlambat penurunan kualitas otak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar